Minggu, 18 Maret 2012

Ingatlah hari ini; minggu yang cerah dengen segelas kopi pahit


Gue bangun karena merasakan sebuah getarann yang hebat dari handphone gue, dengan kantung yang mendera gue berusaha untuk meraba-raba dimana hp gue dan setelah gue temukan gue melihatnya dengan kasat mata yang masih setengah terpejam, gue bisa liat disitu Ana, temen sekelas gue bangunin gue jam lima pagi, itu emang perintah gue semalem karena tiap hari minggu gue bangun gasik ya paling jam enam, Ana telepon gue reject terus gue tidur lagi sampe jam setengah 6, itu juga kebangun gara-gara Alifia sms panjang lebar yang riwet banget nentuin tempat ketemuan itu dimana. Jadi, hari ini, gue, Alifia, Ana, Sasa, Inar mau survey harga sembako dan lain-lain di pasar buat tugas yang dikasih sama guru social kita, dan akhirnya setelah perdepatan panjang lebar diputuskanlah kita kumpul di prigama jalan bank, kta memliih pasar manis dulu karena angkot kepasar warge dari pasar manis itu gampang banget tinggal naik A.
Setelah kita semua kumpul di depan prigama akhirnya kita kepasar manis yang jaraknya nggak jauh, pertama tanya-tanya dimarain sama yang jualan, tapi lama-lama semakin kedalem pasar ternyata orangnya baik-baik.
Setelah selesai kedua pasar dan di pasar wage gue dan teman-teman ketemu sama seorang bapak penjual ikan yang lumayan melambai akhirnya kita ke sriratu mau cobain kfc a.m dan itu jalan kaki.
Dan saat kita sampe di kfc, gue dan anak-anak bingung mau pesen apa, akhirnya semua memutuskan untuk makan apa itu tadi bubur apa gitu dan minumnya……. Coffee.
Gue dan teman-teman menunggu pesanan dengan jenuh sambil sesekali ngomongin orang atau enggak ketawa-ketawa ngakak atau enggak mendiskriminasikan cewek-cewek berhotpen yang nggak jauh dari kita. Setelah lama menunggu akhirnya pesanan datang, pertama Cuma sop yang dateng dan akhirnya kita abisin dulu itu sop gara-gara kelaperan belum sarapan, setelah abis kita pengen minum gara-gara aus, karena cofeenya nggak dateng-dateng akhirnya gue dan Alifia nyamperin si amang kfc eh taunya udah mau dianterin.
Dan setelah menaruh coffee itu, gue mencobakan perlahan, coba-coba tanpa gula. Rasanya pait. Gue kasih gula satu bungkus. Masih pait. Gue kasih gula satu bungkus lagi. Masih pait. Gue kasih gula satu bungku lagi. Masih pait. Gue kasih gue satu bungkus lagi. Masih pait, dan akhirnya gue nyerah lalu memasukannya kedalam Tupperware yang dibawa sama Sasa, nasib gue juga sama seperti teman-teman yang lain yang kepaitan minum kopi, akhirnya mereka ngebawa itu semua pulang dan nambain gula dirumah sasa. Dan kalau dihitung, kita udah nambain gula lima kali barulah rasanya terasa manis di lidah.
Dirumah sasa kita ketawa-ketawa ngakak sambil cari channel TV yang bagus, juga sambil nyusun makalah dan setelah bosan Sasa ngajakin gue dan teman-teman kerumah Bela.
Bela adalah temen sd sasa, kita semua kenal Bela, gue juga lumayan deket dulu waktu kelas tujuh gara-gara kelasnya tetanggaan.
Sebelum kerumah Bela, mamah sasa udah bilang ke sasa,
“Sa, sms bela dulu barangkali bela nggak dirumah”
Sasa Cuma jawab, “lah bela kapan nggak dirumah”
Dia jawab begitu, dan akhirnya kita mencari angkot dibelakang rumah sasa.
Pas udah dapet angkot dan udah mau sampe jalan patriot dimana rumah bela bertengger, sasa dapet sms dari Bela katanya,
“Aku nggak dirumah Sa”
Galau.
Yaudah, akhirnya kita nerusin perjalanan kerumah Bela dengan harapan Bela Cuma sebentar nggak dirumahnya dan kita bisa nunggu dirumah Bela.
Dan waktu sampe dirumah Bela,
“Tante, Belanya ada?”,kata Sasa.
Mama Bela menjawab, “Belanya baru setengah jam tadi keluar kerumah Selvi”
Nggak mungkin.
Nggak nggak mungkin.
Bela baru keluar setengah jam nggak mungkin kita nunggu.
Akhirnya kita pulang jalan kerumah Sasa, jauh banget.
Panas.
Lalu gue dan alifia menemukan seorang tukang combro didepan department pendidikan, gue beli dua ribu sama alifia.
Enak bener, kaya combro asli Jakarta. Dan gue memakannya.
Setelah sampai rumah sasa lagi, entah ide  darimana tiba-tiba alifia bilang.
“kerjain azka yuh”
Kita mangut-mangut kesenengan, akhirnya kita ngerjain si Azka pake nomer gue dan Sasa yang jelas Azka nggak tau itu nomer gue dan Sasa yang sebenarnya, gue ngaku jadi Bunga anak 7a padahal jelas-jelas gue tahu nggak ada yang namanya Bunga disependa apalagi anak 7a.
Sedangkan Sasa, dia ngaku jadi Yanti.
Azka tanya, “Kamu dapet nomerku dari mana?”
Gue menjawab, “Dari Yanti”
Dan Azka tanya ke Yanti.
“Kamu dapet nomerku dari mana?”
Sasa menjawab, “Dari bunga”
HAHAHA
Dan setelah puas bikin Azka pusing akhirnya kita semua ngaku kalo lagi ngerjain Azka, nggak Cuma Azka sih ada juga Satria yang pertamanya gue mara-marain tapi kesanaan males kerjain Satria, nggak di bales juga.
Intinya, HARI INI GUE SANGAT-SANGAT BAHAGIA.
Sesuatu yang membuat gue sangat BAHAGIA.
Walaupun tanpa seseorang yang selama ini bikin gue sakit.
DAN CAMKAN UNTUK ORANG YANG DISANA, GUE UDAH NGGAK SAYANG SAMA LO. seperti yang lo bilang kemarin, walaupun Cuma tersirat, gue tahu maksud ucapan lo. dan keadaan gue sekarang sama seperti lo, GUE JUGA BAHAGIA WALAUPUN CUMA SAMA TEMAN-TEMAN GUE.
Untuk hari ini gue begitu bahagia. Thanks a lot ya, Alifia, Ana, Sasa, Inar!!! {}
Pesan dari Alifia untuk hari ini:
Temen-temen nggak nyangka ya, hari ini udah mau berlalu. Berawal daritadi malem yang super duper galau gara-gara mau kepasar apa. Sekarang kita kaya gini. Enggak bakal nyangka hari ini kita bakal happy ending kaya gini. MelupAkan segala aktifitas rutin yang harus kita kerjaan, digantiin sama ngerjain orang yang nggak jelas. Ketawa sampe perut sakit. beli kfc a.m yang harganya selangit. Ngerasain KOPI KFC, kelaperan. Terus jalan dari jln.patriot ke rumahnya Salsa PADAHAL JAUH BET, tapi karena kita ngelakuinnya dengan senang hati kita jadi cepet sampe. Makan roti bakar. Satu hal yang bisa kita petik dari hari ini adalah; pengalaman itu sangat mahal harganya. 

Sabtu, 10 Maret 2012

Cerita tentang aku; yang bahagia sempat memilikimu


Cerita aku, kamu, mereka.
Aku yang nggak bisa bersatu sama kamu, kamu yang nggak bersatu sama aku dan mereka yang selalu memishkan aku dan kamu.
Aku adalah sosok periang yang tidak bisa tak menggugah perasaan saat sedang senang, sedih, haru atau yang lainnya, aku selalu bercerita kepada orang-orang manakala saat perasaanku terbentuk. Aku tahu, sifatku yang seperti ini membuatku benci padaku.
Kamu adalah sosok yang menurutku tertutup, nggak bisa menyampaikan perasaan kepermukaan, selalu di tutup-tutupin, omonganmu juga  pedas tetapi menyimpan banyak makna, sesuatu yang mungkin akan ngerubah diri aku yang tadinya begitu murah berbagi cerita ke orang-orang lain jadi tertutup kayak kamu, kamu bilang kalau mau ngomong harus dipikir dulu.
Ya, aku tahu itu.
Berati kalau lagi sedih, kalau lagi susah, kalau lagi senang nggak boleh cerita ke orang lain? Nggak boleh? Asal kamu tau, setiap aku cerita tentang kamu ketemen-temenku itu aku bukan selalu nyebutin salah kamu, aku juga selalu nyebutin salah aku yang mungkin lebih banyak dari kamu. Aku tahu, aku itu lebih salah dari kamu, aku yang masih kayak anak kecil yang bisa dibilang rese, dan kamu yang otaknya udah nggak tau sampai mana.
Aku bukan polos, tapi tolol. Aku tau semua itu salah, tapi kenapa masih dijalanin.
Aku tau bilang bahwa kamu suka sama orang lain ke teman-teman itu salah.
Aku tau nyeritain kesalahanmu ke orang lain itu salah.
Aku tau selalu ngeluh waktu pacaran kamu itu salah.
Aku tau kalau aku pengen buat kamu cemburu bukan cemburu yang kamu rasain tapi marah.
Aku tau aku selalu mengambil keputusan dengan cara yang gegabah.
Aku tahu aku salah waktu kamu bilang putus aku Cuma bilang, “Yaudah… nggak apa-apa kok”
Aku tahu tiap aku bercanda sama cowok lain itu salah.
Aku tahu tiap aku salah kirim ke kamu dengan alasan pengen smsan sama kamu itu salah.
Dan,
Aku tahu, ngarepin kamu itu juga sebuah hal yang salah.
Kamu adalah sosok yang selalu aku tunggu dari beberapa bulan yang lalu, atau mungkin malah lebih dari satu tahun yang lalu.
Kamu adalah sosok yang selalu menari-nari dalam otakku.
Kamu adalah sosok yang mengisi kekosongan hatiku.
Kamu adalah sosok yang mengarjakanku ada bahagia, ada juga derita.
Kamu adalah sosok yang memperlihatkanku ada putih, ada juga hitam.
Semuanya terangkum dalam sosokmu yang terlihat arogan dimata orang-orang.
Sorot matamu yang tajam, alismu yang tebal, serta kantung matamu yang sering terlihat menghitam.
Kamu adalah sosok yang membuatku sadar,
Aku nggak boleh mengharap kamu lagi.
Entah mengapa rasanya susah sekali menghapus bayangmu dari otakku, ucapan dari ingatanku, dan perasaanmu dari hatiku.
Satu malam tadi, sebelum tidur aku sempet nangis-nangis dikamar sampai matanya bengkak, ini untuk yang kedua kalinya setelah malam Sabtu kemarin.
Malam tadi, aku mimpi kamu meluk aku, kamu senyum ke aku, kamu genggam tangan aku dan aku nyesel udah bangun, saat aku pegang tangan aku ternyata Cuma ada satu tangan, nggak lebih. Cuma ada tangan aku yang kala itu kedinginan.
Aku tau, semuanya Cuma mimpi.
Dan, sepertinya nggak mungkin untuk bisa jadi kenyataan.
Ada suatu saat mereka bilang, bahwa aku dan dia memang nggak cocok. Bahwa aku dan dia bukan pasangan yang tepat alias; pasangan timpang.
Aku jelek sedangkan ia tampan.
Aku miskin sedangkan ia kaya.
Aku cerewet ia pendiam.
Aku bodoh ia pintar.
Pasangan timpang bukan?
Iya, aku dan kamu memang nggak bisa bersatu untuk sekarang ini.
Memang kita tlah jauh rasanya memang kita sudah tak bersama, jika kita memang ditakdirkan tuk bersama slamanya cinta takkan kemana mana.
Ini ceritaku, yang menyukaimu, menyangimu, mencintaimu. Ini aku dengan cerita cinta yang menyedihkan, hanya bisa memandangmu dari kejauhan sambil seseklai tersenyum melihat tingkah lakumu yang lucu. Ini aku, orang yang mencintaimu, sejak pandangan pertama.