Selasa, 07 Mei 2013

#newface

Hello there! I'am back! Setelah berlama-lama hidup tanpa blogger dan terbiasa hidup tanpa tulisan, akhirnya gue kembali lagi.
Dan bersamaan dengan itu juga, gue kembali dengan wajah baru.
Gue udah ogah-ogahan bikin-bikin puisi dan cerita tentang laki-laki di posting-posting terakhir. Gue bosen, dan gue sadar. Itu gak ada pentingnya, iya kan? Dan sekarang, gue bakal menceritakan nih, bagaimana wajah gue yang  baru. Dari yang tadinya cuma menghabiskan  hari dengan galau, sampai akhirnya bisa disadarkan oleh sebuah film yang membuat gue sangat sumringah sampai sekarang, membuat gue sadar bahwa banyak laki-laki yang lebih ganteng dari seseorang yang menyebalkan itu.
Oke, gue bakal share trailernya ya. Tapi lo kudu, musti, wajib liat full-filmnya. Oke?

Itu film, judulnya Love Julinse.
Di film tersebut di bagi menjadi 4 Segmen.

Segmen pertama berjudul Senior Crush.
Segmen kedua berjudul Waiting (peran laki-lakinya diperankan oleh Natcha yang  memerankan Song di My true friend, bikin merinding!!!)
Segmen ketiga berjudul Love is Not be Played With
Segmen ke-4 ini yang paling amat sangat penting, Best Friend. Bercerita tentang Yok dan Eue. Dan tau nggak siapa yang meranin jadi Yok? Yes! JIRAYU LA ONGMANEE *mimisan*

Dan Alhamdulillah, dia nggak bikin gue nyesel lahir di tahun 98. Karena dia lahir tahun 95, yang artinya cuma beda 3 tahun sama gue! Jadi mungkin banget kan, gue bisa pacaran sama dia? XD *ngiler*

Eh btw, kalian tau kan Jirayu Laa-ongmane itu siapa? Apa?! Kalian nggak tau?!
Kalo nggak tau, gue kasih tau deh ya.

Nih mukanya,
Kayak gitu tuh mukanya, dia jadi peran utama sebagai Ped di film Suckseed. 
Ganteng banget kan? 
Hidungnya mancung, matanya unyu, ada lesung pipitnya. Awwwwwwww! Congratulations Kao! Lo berhasil bikin gue move on! i need you, want youuu, need youuu, love youuu! <3

Kamis, 31 Mei 2012

Terimakasih, Kopi


Sejak itu aku suka kopi. Rasa kopi yang unik, rasa yang datang secara bersamaan; pahit dan manis. Perasaan saat meminumnya, begitu hangat membuat hati seseorang lebih tenang. Asyiknya, saat merasakan dampaknya; tidak bisa tidur sampai larut malam. Buruknya, saat paginya kita bangun dengan kantuk mata lebar dan menghitam, di sekolah kita jadi ngantuk.
Sejak aku rasain itu semua, aku mulai kecanduan kopi, rasa kontras yang menyegarkan. Sebuah penenang untuk perasaan jengah, tepatnya sejak liat kamu bisa bahagia tanpa aku, saat itu aku merasa seperti orang tolol.
Aku suka kopi sama seperti saat aku suka kamu. Rasa yang dicipta juga sama; hanya pahit dan manis yang datang secara bersamaan.
Selamat tinggal, Adrian. 

Setahun itu cepat, DELAPANB!

HA!
Setahun itu ternyata cepet banget ya, nggak kerasa udah mau naik ke kelas 9 aja..
Karna aku tiba-tiba lagi semangat ngeposting nih, tiba-tiba kepikiran gitu pengen nulis tentang kelas 8B.

Mulai!
Pertama kali masuk ni kelas rasanya bener suram banget, jarang yang akrab, mukanya pada pendiem-diem, lakinya juga, kayaknya rusuh bener, apalagi pas denger sekelas sama Gustin, laki-laki berperawakan gemuk agak pendek dengan wajahnya yang....super berangas. 
Senen, hari pertama kali kita belajar bareng. Dimulai dengan pelajaran Fisika yang diajar sama guru bernama Ibu Hermin yang untungnya dia meninggalkan kelas ini karena dia harus mengajar anak-anak kelas 7, beliau merintah kita untuk ngerangkum materi yang ada di bigbook. Kita nurut, sebenernya sih aku kalo normal nggak bakal ngerjain, tapi ini karena pada ngerjain yaudahdeh ikut ngerjain, tapi lama-lama...bosen juga berkutat dengan buku dan pulpen dalam hitungan menit, akhirnya aku ngajak Alifia ngobrol, masih inget deh tata tempat duduk pertama kali. 
Aku duduk di paling pojok, dari belakang kedua, Alifia belakangku, Tangkas sebelah Alifia, Gustin sebelah Andri, Andri paling pojok, Helmi entah, dan Sara, Arum, Tika serta lainnya dibagian depan. 

Ohya, struktur organisasi kelas ini udah dibentuk sama sang wali kelas waktu daftar ulang, ini nih: 
Ketua Kelas: Andri
Wakil 1: Gustin
Wakil 2: Azhar
Sekretaris 1: Amel
Sekrterais 2: Tania
Bendahara 1: Sardot(sara pedot)
Bendahara 2: Inar
dan yang lain-lainnya dibentuk waktu kelas udah mulai jalan. 

Terus, hari pertama setelah pelajaran fisika berlalu, pelajaran TIK datang, bu elvina ngasih tugas(lagi) karna beliau ada keperluan, dan terakhir... Pak Sri, dia guru matematika. Wajahnya kelihatan menyenangkan, terlihat dari caranya ngajar yang super mudengin.

Dan hari berlalu, kita semua mulai akrab. 
Cewe-cewenya ternyata nggak pendiem yang kayak aku pikirin tadi, mereka rusuh... rusuh banget apalagi kalo ngomongin k-pop, parah deh, dan berkat mereka, aku juga jadi ketularan seneng sama K-pop. 

LANJUUUTTT!!!
Setelah lama sekelas, akhirnya datenglah perayaan ulang tahun spenda. 
Ha! ini bener-bener bagian yang paling menyenangkan!

Pesta kelas: 
Satu hari sebelum pesta kelas, demi apa najis bingung banget kelasnya mau diapain, akhirnya nggak tau idenya sapa kelasnya dikasih sarung, sore-sore nata nyamper kesekolah sama bokapnya bawain 3 sarung, Helmi, Gustin, Azhar juga... walaupun mereka cuma bertugas beli lem. 

Dan saat hari-H pesta kelas. 

SUMPAH INI MAH ASIK BANGET, WAKTU ITU GUE LAGI SUPER GALAU GARA-GARA... YAH BEGITULAH. 

Tapi akhirnya, semuanya sirna waktu salah satu dari mereka nyolekin krim kue yang gue, inar, alif pesen dengan harga 80.000(itu juga udah di murah-murahin mengingat jumlah kas yang sumpah kadar banget...)

Gue nyolek gustin, gustin nyolek gue, rizal juga, semuanya, alif, ana, inar, sara, tika, arum, nia aaaaaah semuanya deh!
dan hari itu gue benar-benar merasa senaaaaaaang!!!

Dan nggak disangka, kita udah sampe dipenghujung kenaikan kelas. 
Udah melewati final examination yang begitu menyeramkan walau dikerjakan dengan cara mencontek, ngepek, serta bantuan dari anak-anak kelas 7b yang super menyenangkan. 

Akhirnya... kita harus pisah, terimakasih ya... Semuanya:) 
Aku sayang kalian, 
Tania, Alifia, Alyaa, Arum, Tika, Sara, Ana, Inar, Nia, Intan, Veni, Sulis, Sasa, Azhar, Andri, Anto, Gustin, Helmi, Wiwied, Nata, Rizal, Kiki, Wicaaaaaaaaaaaaak {}

Rabu, 30 Mei 2012

Januari, Febuari, Maret, dan seterusnya


Januari, Febuari, Maret, dan seterusnya.
Awal tahun baru yang menyesakan.
1 januari, aku Cuma dirumah, nonton conan, dan hal itu bikin aku inget kamu. Iya, Ian, kamu mirip conan.
2 januari, berangkat sekolah, liat kamu pake jaket abu-abu, dan saat itu hati aku miris.
Ini Adrian kan? Ian? Iya, bukan pacar kamu, Amel.
28 Febuari, hari ini kamu ikut lomba tarik tambang kelasmu. Lucu deh mukanya, kamu pake celana olahraga yang panjang, jadi inget waktu kamu aku masih kelas 7, tapi sayang kelas kamu kalah.
29 Febuari, kamu janji mau nembak aku hari ini walau sehari sebelumnya kamu udah bilang nggak jadi tapi aku tetep nungguin, aku makan nasi ayam sambil nangis, duduk di depan temen-temen cowok, dan habis itu colek-colekan pake cream kue, ya… itu sedikit mengobati. Pulangnya, aku sobek2 diary aku di depan kamu, terus lari ke gramed, beli novel: remember when, dimana salah satu tokohnya, namanya Adrian, biasa dipanggil Ian.
1 Maret, hari itu sekolah kita pensi yang sebelumnya ada upacara. Aku baris sebaris sama kamu, walau jauh J
Abis upacara kita nonton pensi, kamu duduk nggak jauh dari aku, terus aku teriak,
“sok gaul!” dan kamu melotot aku jadi diem.
Karna takut aku pindah.
Terus karna udah nggak takut dan lupa aku pindah lagi ke tempat duduk yang deket kamu tadi, kamu duduk dibelakangku, sebelahnya Cancong
Kamu nguap,
“Ih nguap”
Aku bilang gitu tapi kamu Cuma liatin,
Hari itu, sebenernya nggak terlalu seneng, tapi…ya seneng aja bisa ngomong sama kamu, Ian.
13 Maret,
“Amel bahagia nggak, nggak sama aku?”
Pertanyaan itu, sebenernya bisa aku jawab iya kalau kamu liatnya aku seneng-seneng aja dikelas sama Gustin, Aan, Rizal dan lain-lain, tapi setelahnya, sebenernya enggak kan, nggak terlalu begitu bahagia. Dan kamu tanya itu karna kamu mau nunjukin kalo kamu bahagia tanpa aku. Kalo kamu juga bisa bahagia, tanpa aku.
Itu kamu, beda sama aku.
Sekalipun ada temen-temen, tapi semuanya kurang.
Dan dimulai dari hari itu, kita pisah, nggak pernah smsan. Aku kamu: sendiri.

Selasa, 29 Mei 2012

Oktober, November, dan Desember: Kamu,


Oktober, November, dan Desember 2011.
Oktober.
Bulan itu aku belajar bahwa dia itu jahat.
Dia selingkuhin aku, dia bohongin aku, dia manfaatin aku.
Bulan iu aku sadar, bahwa aku cewek paling tolol di dunia ini.
Dan saat itu, kamu dateng. 
Di akhir bulan Oktober, hujan turun.
Kamu bilang, “aku suka Amel”
Bentuk suka. Bukan hal yang luar biasa, tapi karena kamu yang bilang: itu jadi luar biasa, Ian.
Kamu bilang, “Dia udah bosen sama kamu”
Lagi, kamu bilang ke aku kalo aku suruh nungguin tanggal 20 november 2011.
Kamu suka tanggal itu, 20112011.
November.
Dimulai dari tanggal satu dengan hujan yang deras.
1….2…..3….
Tanggal 2 aku masuk UKS, pusing.
Kamu bilang, “aku kesana ya”
Aku nungguin, dan kamu nggak dateng.
3….4….5
6….7….8
9…10…11
12…13…14
15…16…17
18…
Tanggal 19, kamu janjiin aku, syifa, rafli, main bareng,
Hari itu aku bener-bener bahagia banget, dimulai dari pagi yang aku ke kelas kamu, pinjem buku biologynya apin, berlanjut pelajaran biology, pkn, bahasaindonesia yang menyenangkan. Dan terakhir, setelah bel pulang mau bunyi, kamu bilang,
nggak jadi, Mel”
Tanggal 20, nggak ada yang special.
Biasa.
Putih.
Tanggal 21, kamu nembak aku.
Kamu bilang, “Amel mau nggak jadi pacarku?”
Hari itu kamu pake jaket merah, kamu berdiri sebelah Andika di depan ruang TU.
Aku ketawa, “iya mau”
Dan November, berakhir dengan indah: dengan musim hujan yang bermatahari kamu, Ian.
Desember.
1…2…3…4…5…
6desember,
Hari itu kita study tour, berangkat jam 4 dan berenti dulu disalah satu pom bensin, buat solat sama beli jajan.
Malam itu aku beli susu, aku panggil kamu, keras banget.
“Adrian”
Kamu nengok, lalu mencelos. Terimakasih, Ian.
Hari itu aku ngerasa: aku bukan pacar kamu.
Nggak Cuma hari itu, tapi hari-hari sebelumnya-pun, itu lebih parah.
7 desember,
Pagi itu, siang itu, sore itu, malam itu, kamu senyum sama aku.
Dan aku bahagia, ini untuk kali pertamanya aku ngerasa kalau aku bener-bener punya Ian, kalo aku bener-bener pacar kamu, Ian.
8 desember,
Pagi itu, siang itu, sore itu, kamu liatin aku. Lama. Dan bikin degdekan.
Malemnya,
Kamu sama temen-temen kamu panggil aku,
Aku duduk didepan kamu, degdegkan. Malem itu kamu pake baju item, celana ¾, sama sepatu putih dan kaos kaki. Lucu.
Muka kamu pias, ganteng, manis.
Kamu bilang, “Mel”
Terus senyum, manis banget.
“Nih”
Senyum, ngasih boneka kura-kura.
“Dalam rangka apa?”,aku tanya
Dia nggak jawab, Cuma senyum-senyum.
Dan malam itu, aku bener. Bahagia, Ian.
29 desember.
Cinta ini nggak seperti matahari, yang terbit dengan indah dah terbenam dengan cantik.
Bulan ini berawal dari hal yang indah namun berakhir dengan hal yang…na’as.
Aku putus,
“kalo kamu kayak gini terus akunya juga bosen, Mel”
Dan saat itu, aku kamu, putus.

Senin, 28 Mei 2012

Kamu,

Entah udah keberapa kalinya aku coba untuk pindah. Pindah dalam bentuk mencari hati yang baru, tapi nggak kunjung ketemu. Berkali-kali aku ngomong, "An, aku suka sama ini... suka sama itu, suka sama..." tapi semuanya, munafik.
Aku nggak tau harus bertahan berapa lama dengan semua ini, berteman dengan masa lalu dan nggak bisa ngelihat kedepan.

Sadar, semenjak kejadian itu. Sejak kamu bilang bahwa kamu bahagia tanpa aku-aku sebenernya sadar. Sadar atas segala hal yang telah aku lakuin ke kamu selama aku dan kamu udah nggak ada hubungan apa-apa, sadar bahwa aku cuma nungguin hal yang percuma.

Waktu itu kamu bilang, mau nembak aku tanggal 29 Febuari, dan setelah kamu bilang itu aku selalu nunggin tanggal itu, mantengin kalender tiap hari dan ya.... aku selalu ngelakuin hal tolol untuk nungguin hal itu: buatin kamu coklat, ngomong keras banget kalo aku suka sama kamu. Kelakuanku itu, bikin kamu malu kan?

Dan aku nggak sadar apa yang orang-orang lain bilang, sampai pada akhirnya dua bulan lewat tanggal 29 febuari, nggak ada apa-apa. Malah lebih parah, kita sendiri-sendiri, nggak ada yang namanya HTS, SMS-an, mention2nya, semuanya kita lakuin sendiri, ini hidup aku, itu hidup kamu.

Waktu pertama kali ngerasain emang sakit banget, dan aku nggak pernah tuh ngebayangin sakitnya luar biasa kayak gini.
Tapi lama-lama, aku mulai kebiasa, boneka kura-kura yang kamu kasih di malam terakhir di Jakarta itu aku tinggal di TU dengan tujuan biar nggak inget2 kamu lagi, terus semuanya, aku apus nomor kamu dari contacku, dan kalo lewat di depan kamu aku itu biasa aja.
Dan mula-mula, perasaan ini ilang.
Aku ketemu sosok orang yang sepertinya bisa bikin aku pindah, itu temen kamu. Temen sekelas kamu, temen akrab kamu, temen main kamu.
Aku sering smsan sama temen kamu itu, tapi aku masih sering kadang-kadang sms kamu kan?
Ya walaupun kamu bales dengan setengah mati jutek tapi yaudahlah.
Sampai akhirnya aku mutusin buat ganti nomor, BUAT BENER-BENER LUPAIN KAMU ADRIAN!

Hari itu, hari dimana hari kedua aku ganti nomor. Asal kamu tau aja, aku bener-bener bahagia, bebas dari kamu, bebas dari pikiran tentang kamu, dan yang jelas perasaan aku ke temen kamu itu masih aku jaga, walaupun sedikit.

Tapi malemnya, kamu sms(lagi)
Gangguin aku(lagi)
GATAU DEH KAMU MAUNYA APASIH, NIH AKU UDAH ALAY BANGET SAMPE NGEPOSTING GINIAN BIAR KAMU TAU NGGAK
KESEL TAU NGGAK HAH, TIAP KETEMU DIKACANGIN, TIAP SMS KADANG-KADANG DIKACANGIN, KAMU TUH CUMA BISA SMS WA WA WA WA
TERUS KATA TEMEN AKU KAMU JUGA LAGI DEKET SAMA YANG LAIN, YAUDAH SIH KENAPA NGGAK DEKETIN YANG LAIN AJA?!
KENAPA MASIH DEKET2 AKU AJA?!

Abis kamu sms, yaudah.
Aku balik lagi, suka sama kamu.
Jahat nggak kamu?
Bolak balikin perasan orang, tarik ulur, seenaknya.

IYA AKU TAU KAMU BUKAN PHP, AKU TAU KITA MASIH SMP, TAPI YAUDAH KALO NGGAK MAU DICAP PHP NGGAK USAH SMS BISA KAN?

Kamu, udah deh kalo nggak suka aku nggak usah sms.
Aku juga nggak ngarep disms kamu, Ian....
YaAllah, Ian... sadar dong udah berapa kali kamu giniin aku.


Allah, kalo Allah baik sama aku. Jauhin perasaan Adrian ke aku, jauhin juga perasaan aku ke Adrian.

Allah, kalo bisa jadiin aku sama Adrian temenan lagi kayak kelas 7 dulu.

Allah, tabahin aku dengan semua ini.